STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT.MECCAYA DALAM MENANGGAPI KRISIS AKIBAT PEMALSUAN SALEP KULIT 88 DI JAKARTA

STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT.MECCAYA DALAM MENANGGAPI KRISIS AKIBAT PEMALSUAN SALEP KULIT 88 DI JAKARTA

Proposal skripsi






Diajukan oleh :
           Nama        : Thalia
                                                    NIM           : 15110190896
                                                   Jurusan     : Public Relations

LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS
JAKARTA
2017




DAFTAR ISI

                             




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penjelasan Pt.Meccaya

Meccaya didirikan pada tahun 1982 oleh Benjamin SP sebagai pendiri . sejak didirikan PT Meccaya selalu berkomitmen dan berdedikasi tinggi untuk terus berspesialisasi dalam riset , pengembangan , manufaktur produk-produk dermatologis .

Sebagai produsen produk-produk dermatologis yang terpercaya di Indonesia . Meccaya terus berusaha untuk lebih  berkontribusi kepada kesehatan masyarakat dengan memberikan produk-produk dan layanan consumer yang berkualitas tinggi.

Produk-produk kami diproduksi bedasarkan pengetahuan dan proses termodren di bidang dermatologis . sehingga menghasilkan produk-produk yang terpercaya dan menjadi market leader .

PT Meccaya juga memasarkan produk-produknya ke pelosok Indonesia terutama produk salep kulit 88 otc . dan menjangkau Malaysia , Vietnam , sinagpura , china dan sekitarnya
Lokasi pabrik dari PT Mmeccaya adalah di kawasan industry bekasi yang berjarak sekitar 20 km dari pusat kota Jakarta yang terhubung melalui jalan tol Jakarta – Cikampek dengan mengambil gerbang tol keluar bekasi timur .

1.2 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana PR dari PT Meccaya dalam menanggapi hal ini / kasus ini , untuk membantu Pt meccaya untuk mengembalikan lagi reputasinya dimasyarakat dan untuk memberikan pengetahuan lebih tenatng kasus ini agar tidak ada kesalah pahaman trntang kasus dan produk ini
1.3 Rumusan Masalah
Pada bulan aprik 2017 PT meccaya mengalami kasus yaitu adanya pemalsuan salep kulit 88 yaitu salah satu produk terlaris mereka dan rame di perbincangkan oleh orang banyak dan media –media . hal itu membuat reputasi mereka agak sedikit terganggu dan penjualan mengalami penurunan sedikit  menurut owner dr PT Meccaya Bapak Fadie Prakasa

Beritanya dilansir oleh detik.com pada april 2017 bahwa banyak pemalsuan salep 88 di wiliayah Jakarta dan di luar Jakarta .
1.4 manfaat penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengalisis manajemen krisis Public Relations PT. Meccaya dalam menangani kasus pemalsuan obat salep kulit 88
·       Manfaat Penelitian :
 Manfaat Akademis :
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa public relations mengenai manajemen krisis dalam perusahaan.
2. Bagi pihak lain, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang serupa.
 
 Manfaat praktis :
          Manfaat praktis dari penelitian ini adalah :
1. penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi PT. Meccaya dalam mengangani pemalsuan salep kulit 88
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan untuk menambah wawasan
3. Untuk kontribusi dan pengayaan ilmu komunikasi dalam bidang public relations dengan pendekatan studi kasus




BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 penelitian sebelumnya
Penelitian mengenai manajemen krisis perusahaan sudah banyak dilakukan sebelumnya, hal itu dapat digunakan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dengan penelitian selanjutnya. Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian ini.
Rujukan  penelitian yang pertama adalah penelitian yang disusun oleh Atika Septriani program studi ilmu hubungan masyarakat fakultas ilmu komunikasi mercu buana Jakarta yang berjudul MANAJEMEN KRISIS PT.MEGASARI MAKMUR DALAM MENGHADAPI KRISIS AKIBAT ISU KANDUNGAN ZAT BERBAHAYA PADA OBAT NYAMUK HIT CAIR DAN AEROSOL. Metode yang digunakan pada jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metodologi studi kasus , kualitatif , wawancara . pada penelitian ini menganalisis cara-cara yang diguakan PT.megasari makmur dalam mengangani krisis ini .
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama mengangkat tema manajemen krisis yang dialami PT.meccaya dan PT.megasari makmur ,dengan pendekatan secara kualitatif dengan metode pengambilan data mengunakan wawancara , observasi dan dokumentasi . perbedaannya terletak pada permasalahn penelitian , objek ,subjek,tujuan penelitian dan lokasi penelitian . permasalahan yang peneliti ambil adalah menganalisis bagaimana public relation PT.meccaya menangani krisis manajemen karena akibat dari pemalsuan salep kulit 88 sedangkan penelitian yang dilakukan Atika yaitu bagaimana Pt. megasari makmur mengangani krisis akibat isu kandungan hit yang berbahaya .
2.2 Teori utama
2.2.1 manajemen krisis
Manajemen krisis dapat dimanfaatkan di semua bidang tetapi umumnya digunakan dalam hubungan internasiona, politik, bisnis, dan manajemen. Banyak perusahaan kini sudah memiliki manual crisis plan atau petunjuk menghadapi krisis. Hal ini penting untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan terjadinya krisis, seperti kebakaran, bencana alam ancaman bom, kekerasan, dan kemungkinan jatuhnya korban akibat kesalahan produk.

Teori manajemen krisis umumnya didasarkan atas bagaimana menghadapi krisis (crisis bergaining and negotiating), membuat keputusan disaat krisis (crisis decition making), dna memantau perkembangan krisis (crisis dynamics). Dalam situasi krisis, usahakan tetap tenang dan pertimbangkan dengan matang keputusan yang akan diambil karena akan menjadi taruhan reputasi Public Relation

tiga jenis krisis yang terdapat dalam bisnis adalah sebagai berikut :
·       Krisis keuangan adalah krisis yang terjadi karena perusahaan mempunyai masalah cash flow atau likuiditas jangka pendek dan kemungkinan pailit di masa datang. Krisis keuangan yang terjadi di amerika sepanjang 208 membuat banyak perusahaan bangkrut. Sebut saja Lehman Brothers, AIG, Fanni Mae, Freddy Mac, dan lain-lain.
·       Krisis Public Relations sering disebut juga sebagai krisis komunikasi, terjadi karena pemberitaan negatif yang kemudian berimbas buruk pada bisnis perusahaan, pemberitaan media atau isu yang beredar bisa jadi benar atau mungkin saja tidak, tetapi berpotensi mempengaruhi citra seseorang atau perusahaan. Salah satu tugas PR adalah mengklarifikasi pemberitaan di media yang tdak seimbang atau yang memojokkan
·       Krisis strategi (Strategic crisis) adalah perubahan dalam lingkungan bisnis yang menyebabkan kelangsungan hidup perusahaan menjadi terganggu. Perusahaan sebaiknya selalu memiliki rencana dalam menghadapi krisis dan menghindari keputusan yang justru akanmembuat perusahaan terperosok lebih jauh dalam krisis. Mereka harus tahu skenario terburuk yang akan terjadi dan mempunyai contingency plan dalam menghadapinya.
Faktor Penyebab Krisis

Krisis tidak bisa dideskripsi datangnya. Jalan terbaik untuk menghadapinya adalah membuat perencanaan. If you want peace, prepare for war. Berikut dijelaskan sembilan jenis krisis berdasarkan penyebabnya :

1. Krisis karena bencana alam


Tipe paling relevan dari krisis adalah yang disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, dan kebakaran dapat terjadi di lingkungan sekitar kita dan manusia selalu tidak berdaya menghadapinya.

Banyak negara telah merasakan dampak dari bencana alam. Amerika pernah diserang badai Katrina, Australia dilanda kebakaran hutan hebat, dan indonesia digulung Tsunami di Aceh dan digoyang gempa di Jogjakarta.

Selain menelan korban jiwa, bencana meluluhlantahkan seluruh sendi-sendi kehidupan. Selain menelan korban jiwa, rumah dan gedung perkantoran hancur, jalan rusak, listrik mati, air bersih langka, dan merebaknya penyakit. Ambruknya perekonomian adalah multiplier effect dari bencana alam. Cost recovery untuk daerah yang terkena krisis yang sangat besar.

2. Krisis karena kecelakaan industri

Krisis karena kecelakaan industri cukup bervariasi, mulai dari mesin yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, kebakaran, hingga kecelakaan kerja. Jika krisis ini terjadi maka perusahaan harus memberikan perhatian secara penuh dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Kecelakaan industri yang dapat menyebabkan kematian biasanya menjadi ‘magnet bagi media’.

Banyak perusahaan berada dalam krisis karena masalah ini, sebut saja semburan lumpur Lapindo yang mnegakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal, kebocoran ga disebuah hypermarket yang mengakibatkan beberapa orang pingsan, dan yang paling mutakhir adalah meledaknya depo pertamina Plumpang.

3. Krisis karena produk yang kurang sempurna

Dalam bisnis perusahaan menghasilkan produk yang terdiri dari barang (goods) dan jasa service (service). Barang dan jasa juga memiliki potensi krisis. Hal ini mungkin saja terjadi karena produk yang dihasilkan cacat (defect) atau kurang sempurna. Walaupun sebelumnya perusahaan telah melakukan riset dan teknik pengembangan produk.

4. Krisis karena persepsi publik

Saat krisis terjadi, perusahaan yang mengalaminya mungkin akan menjumpai krisis lain karena krisis yang terjadi sebelumnya tidak teratasi dengan baik. Inilah yang menyebabkan potensi kerugian menjadi berlipat ganda, baik dari segi keuangan maupun moral karyawan karena citra perusahaan yang terus memburuk.

Krisis karena persepsi publik biasanya disebabkan karena perusahaan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma yang ada di masyarakat atau yang bertentangan dengan keinginan dan kepentingan publik.

5. Krisis karena hubungan kerja yang buruk

Hubungan kerja yang buruk antar pekerja dan perusahaan dapat menjurus pada krisis besar. Krisis ini dapat mengarah pada kondisi tidak terkendali yang serius dalam operasional perusahaan. Kekuatan buruh terkadang dapat memaksa industri untuk tutup sehingga perusahaaan terpaksa bertindak agresif. Hubungan antara buruh dan perusahaan seharusnya dijaga agar tidak sampai pada level seling merusak.

6. Krisis karena kesalahan strategi bisnis

Penyebab utama dari krisis ini adalah perencanaan atau implementasi strategi bisnis yang keliru atau tidak tepat, yang dilakukan oleh manajeme. Krisis jenis ini biasanya tidak dapat diprediksi sebelumnya. Hal ini terjadi karena pergeseran pasar mendadak yang tidak diantisipasi oleh manajemen, kegagalan untuk menyesuaikan dengan kebijakan pasarm krisis global yang secara tidak langsung berimbas pada bisnis perusahaan. Walaupun tidak dapat diprediksi sebelumnya, manajemen harus bertanggung jawab atas krisis tersebut.

7. Krisis karena terkait masalah kriminal

Krisis yang terkait masalah kriminal belakangan ini sering terjadi. Krisis jenis ini merupakan ancaman besar untuk beberapa industri seperti pariwisata, perbankan, penerbangan.
Contoh krisis ini, antara lain terorisme, pembajakan, kekerasan, perjudian, pemalsuan, dan pencurian. Krisis ini membutuhkan respon yang tepat karena menjadi ‘magnet media’.

8. Krisis karena pergantian manajemen

Kadang-kadang perubahan dalam organisasi dianggap sebagai suatu krisis. Beberapa perusahaan menempatkan CEO mereka sebagai fitur penting yang tidak tergantikan sehingga kepergiannya betul-betul menimbulkan krisis. Beberapa perusaahan perlu menyiapkan rencana pergantian pimpinan sehingga krisis semacam itu tidak perlu terjadi.

9. Krisis karena persaingan bisnis

Ketatnya persaingan bisnis dapat menyebabkan persaingan bisnis ini menjadi semakin sering terjadi beberapa perusahaan ini yang memonopoli pasar dapat mengontrol pasar dan menyerang pesaing secara frontal. Hal inilah yang menyebabkan pesaing rugi dan harus mengeluarkan banyak uang untuk bangkit dan membangun kembali nama dan reputasi mereka

2.3 Teori pendukung
2.3.1 Public relation
public relation adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002).
Pengertian public relation adalah: Interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus karena public relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Maria, 2002, p.7).
Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap perusahaan” (2002, p.145). Sedangkan Marston mengatakan “public relation adalah suatu perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat” (1999, p.1). Scholz (1999,p.2) mengatakan bahwa “public relation adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.
Pengertian public relation secara umum dan khusus sebagai berikut:
Pengertian Umum
Public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Crystallizing
Public Opinion menyebutkan bahwa public relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu (Widjaja,2001).
Pengertian Khusus
Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002). Dalam buku dasar-dasar public relation (Wilcox dan Cameron,2006,p.5) juga mengatakan bahwa “public relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests”. yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

Tujuan Public Relation
Tujuan utama dari public relation adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan (Davis, 2003).

Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relation adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.
b. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.
c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation.
 d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
e. Mendukung bauran pemasaran.

Jefkins (2003, p.54) mendefinisikan dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan public relation sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
b. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
c. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
d. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa pasar baru.
e. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
f. Untuk memperbaiki hubungan antar perusahaan itu dengan masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan masyarakat terhadap niat baik perusahaan.
g. Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
h. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
i. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain.
j. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.
k. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
l. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
m. Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
n. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.
Secara keseluruhan tujuan dari public relation adalah untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Mulyana, 2007). Selain itu public relation bertujuan untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Maria, 2002).

Fungsi Public Relation

Menurut Maria (2002, p.31), “public relation merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut”. Hal ini sekedar memberikan gambaran tentang fungsi public relation yaitu:
1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.
4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.
Dapat disimpulkan bahwa public relation lebih berorientasi kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Tetapi jika fungsi public relation yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi
dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relation adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah 
3.4 Konsep

SRATEGI PUBLIC RELATIONS PT.MECCAYA DALAM MENANGGAPI KRISIS AKIBAT PEMALSUAN SALEP KULIT 88 DI JAKARTA

2.4 Tabel kerangka teori

                              

Manajemen Krisis



Konsep Industri farmasi



Studi Kasus



 Public Relations
 











BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode penelitian
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan. Sedangkan Wahidmurni menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap gejala secara holistik-konstektual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai istrumen (alat pengumpul data). Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Sebagai contoh, ketika kita melihat orang menangis, secara langsung kebanyakan orang akan mengatakan bahwa ia sedih, apakah memang benar demikian. Memang secara kuantitatif, kebanyakan orang menangis dikarenakan kesedihan, namun orang kualitatif masih mempertanyakan mengapa is menangis, boleh jadi ia menangis karena terlalu bahagia, karena baru dilamar pujaan hatinya atau ia baru diterima bekerja dan sebagainya.]Berdasarkan pengertian diatas pendekatan kualitatif merupakan suatu penerapan pendekatan alamiah pada pengkajian suatu masalah yang berkaitan dengan individu, fenomenal, simbol-simbol, dokumen-dokumen, dan gejala-gejala sosial.

    Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand) fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori. Karena tujuannya berbeda dengan penelitian kuantitatif, maka prosedur perolehan data dan jenis penelitian kualitatif juga berbeda. Setidaknya ada enam jenis penelitian kualitatif, diantaranya adalah:
a.    Biografi, merupakan tsudi terhadap seseorang atau individu yang dituliskan oleh peneliti atas permintaan individu tersebut atau atas keinginan peneliti yang bersangkutan. Biografi bisa disusun berdasarkan kepada dokumen atau materi lainnya dalam konteks tertentu. Artinya, dalam model biografi, subjek penelitian dapat berupa orang yang masih hidup atau dapat pula yang sudah tidak ada (meninggal dunia), sepanjang data yang relevan dapat diperoleh oleh peneliti dari dokumen yang tersedia. Dalam model biografi, hal yang menjadi fokus penelitian adalah kehidupan secara keseluruhan atau beberapa fase kehidupan dari seroang individu yang dianggap unik, khas menarik, atau luar biasa. Sehingga sangat layak untuk diangkat menjadi suatu penelitian kualitatif.       
b.    Fenomenologi, berusaha untuk mengungkap dan mempelajari serta memahami suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik yang dialami oleh individu hingga tataran “keyakinan” individu yang bersangkutan. Penelitian fenomenologi berusaha untuk mencari arti secara psikologis dari suatu pengalaman individu terhadap suatu fenomena melalui penelitian yang mendalam dalam konteks kehidupan sehari-hari subjek yang diteliti. Perlu kiranya diingat bahwa dalam melakukan persiapan yang matang dan komprehansif, bukan hanya kepada subjek penelitian semata, tetapi juga peneliti harus mendapatkan akses untuk menacapai situasi dan tempat yang akan diteliti karena inti dari fenomenologi adalah adanya keterkaitan antara subjek, lokasi, fenomena yang alami. Jika salah satu dari ketiga faktor tersebut tidak dipersiapkan dengan baik, maka hasil yang didapatkan dari penelitian dengan model fenomenologi tidak optimal. 
c.    Grounded theory, jenis ini dikhususkan untuk menemukan atau menghasilkan teori dari sutau fenomena yang berkaitan dengan situasi tertentu. Situasi yang dimaksud adalah suatu keadaan ketika individu (subjek penelitian) berinteraksi langsung, mengambil bagian dan melebur berproses menjadi sau terhadap suatu fenomena.Grounded theory adalah suatu model dalam penelitian kualitatif dan yang bersifat konseptual atau teori sebagai hasil pemikiran induktif, bukan hasil pengembangan teori yang telah ada.
d.   Etnografi, merupakan suatu studi atau penelitian yang difokuskan pada penjelasan deskriptif dan interpretasi terhadap budaya dan sistem sosial suatu kelompok atau suatu masyarakat tertentu melalui pengamatan dan penghayatan langsung terhadap kelompok aatau masyarakat yang diteliti. Peneliti memfokuskan penelitiannya pada kelompok atau suatu masyarakat tertentu melalui pengamatan dan penelitian secara langsung terhadap kelompok yang bersangkutan.
e.    Studi kasus, adalah suatu model penelitian kualitatif yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama kurun waktu tertentu. Secara mendalam studi kasus merupakan suatu model yang bersifat komprehansif, intens, terperinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang bersifat kontemporer.

          Dalam penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus . Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu . Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang penting.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi:
(1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.


Jenis-jenis Studi Kasus
a. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi
tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuni perkembangan organisasinya. Studi mi sening kunang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kunang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.
b. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalul observasi peran-senta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
c. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu onang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hiclup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang. masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
d. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi.
e. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.

Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
a. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan
(purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan
menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit
sosial. Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga
dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumbersumber yang tersedia;
b. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang
lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;
c. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan;
d. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
e. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehiclupan seseorang atau kelompik.

Ciri-ciri Studi Kasus yang Baik
a. Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan dengan kepentingan umum
atau bahkan dengan kepentingan nasional.
b. Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan
oleh kedalaman dan keluasan data yang digali peneliti, dan kasusnya mampu
diselesaikan oleh penelitinya dengan balk dan tepat meskipun dihadang oleh
berbagai keterbatasan.
c. Mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dan sudut pandang yang
berbeda-beda.
d. Keempat, studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling penting saja,
baik yang mendukung pandangan peneliti maupun yang tidak mendasarkan pninsip
selektifitas.
e. Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga mampu terkomunikasi
pada pembaca.

Menurut Yin dalam buku penelitian kualitatif yang dikarang oleh Ellys Lestari Pambayun mengatakan bahwa sumber data dalam studi kasus dapat menggunakan berbagai sumber data untuk mengungkap fakta dibalik kasus yang diteliti sehingga dapat diyakini kebenarannya. Fakta dicapai melalui pengkajian keterhubungan bukti-bukti dari berbagai sumber data sekaligus seperti dokumen, rekaman, observasi, wawancara terbuka, wawancara terfokus, wawancara terstruktur dan survei lapangan.

3.2 Tahap pengumpulan data
3.2.1 Pengamatan
          Penelitian ini menggunakan teknik observasi lapangan karena studi kasus harus menggunakan teknik observasi langan, menurut Yin (1996) yang menggambarkan studi kasus sebagai proses pencarian pengetahuan yang empiris guna menyelidiki dan meneliti berbagai fenomena dalam konteks kehidupan nyata. Yin kemudian menambahkan bahwa pendekatan studi kasus dapaat diterapkan jika batas antara fenomena dan konteks kehidupan nyata terlihat samar atau tidak terlihat dengan jelas serta ada berbagai sumber yang dapat dijadikan acuan bukti dan penggalian informasi. 

3.2.2 Wawancara
Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara mendalam dengan tim Public Relations PT.meccaya .Sedangkan data sekunder yang diperoleh untuk penelitian ini berasal dari referensi jurnal, berita , website resmi PT.meccaya dan internet.
Data primer
 Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda (metode observasi).

Kelebihan dari data primer adalah data lebih mencerminkan kebenaran berdasarkan dengan apa yang dilihat.dan didengar langsung oleh peneliti sehingga unsur-unsur kebohongan dari sumber yang fenomenal dapat dihindari. 

Kekurangan dari data primer adalah membutuhkan waktu yang relatif lama serta biaya yang dikeluarkan relatif cukup besar. 

Data sekunder
          Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau membaca banyak buku yang berhubungan dengan penelitiannya.

Kelebihan dari data sekunder adalah waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk penelitian untuk mengklasifikasi permasalahan dan mengevaluasi data, relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pengumpulan data primer. 

Kekurangan dari data sekunder adalah jika sumber data terjadi kesalahan, kadaluwarsa atau sudah tidak relevan dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Daftar pertanyaan wawancara :
1. media apa saja yang digunakan oleh public relations Pt.meccaya dalam menanggapi krisis yang terjadi akibat pemalsuan salep 88?
2.  bagaimaa cara anda mengidentifikasi krisis yang terjadi di perushaan anda?
3. bagaimaa cara anda menjalankan program pengendalian krisis pada saat genting ?
4. apakah strategi yang anda lakukan untuk membalikan reputasi Pt.meccaya berhasil untuk mengembalikan kepercayaan konsumen?
5. bagaimana reaksi anda saat mengetahui isolasi krisis anda gagal?

3.2.3 Narasumber
Menurut Bagong Suyatna narasumber ialah peranan dari seorang narasumber atau seorang informan dalam mengambil data yang akan digali dari orang-orang tertentu yang memiliki nilai dalam menguasai persoalan yang ingin diteliti dan mempunyai keahlian dalam berwawasan cukup.
 Narasumber dalam penelitian ini adalah Public Relations dari PT.meccaya yaitu Bpk.Indra selaku ketua Public Relations dari perusahan itu , konsumen salep 88 dan pakar public relations .
3.2.4 Unit analisis
Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Dalam pengertian yang lain, Unit analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus/ komponen yang diteliti. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reabilitas penelitian dapat terjaga. Karena terkadang peneliti masih bingung membedakan antara objek penelitian, subjek penelitian dan sumber data.
Unit analisis dala penelitian ini adalah langkah yang diambil public relations dari PT. meccaya dalam menganggapi kasus pemalsuan salep kulit 88 , dengan pemikiran dari konsumen salep kulit 88 dan pakar public relations
3.3 Tahap pengambilan sample
Pengambilan sample pada penelitian ini adalah purposive sampling, Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden mengalami penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil penelitian






3.4 Fokus penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui perenapan peran Public Relations PT.meccaya dalam melakukan manajemen krisis pemalsuan salep kulit 88 .


Objek Penelitian
Elemen
Evidensial
Manajemen Krisis Public Relations PT. Meccaya setelah ada kasus pemalsuan salep kulit 88
Manajemen Krisis :
a.     Risk
b.     Reputation
c.     Trust
d.     Planning
e.     Opportunity
a.     Risk : pendekatan sistematis untuk menemukan dan memperlakukan risiko yang dihadapi, pihak Pt.meccaya dalam menganilisis resiko-resiko yang terjadi akibat fenomena pemalsuan salep kulit 88
b.     Reputation : suatu penilaian masyarakat,terhadap pihak  Pt.meccaya yang berusaha untuk tetap mendapatkan penilaian yang baik dari masyarakat setelah kejadian tersebut.
c.     Trust : kepercayaan masyarakat, terhadap Pt.meccaya dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat setelah kejadian tersebut.
d.     Planning : proses perencanan untuk mencapai suatu tujuan, Pt.meccaya membuat perancaan yang matang dalam menangani krisis tersebut
e.     Opportunity : peluang yang bisa didapat, Pt.meccaya mencoba mencari keuntungan lain yang mungkin bisa didapat dari cara penanganan kasus ini

Public Relations :
a.     Komunikator
b.     fasilitator
a.Public Relatons Pt.meccaya sebagai pemberi informasi pertama pada konsumen atas peluncuran produk-produk maupun program yang dihasilkan Pt.meccaya
b. Public relation Pt.meccaya memberikan bantuan dalam memperlancar proses komunikasi pada konsumen sehingga mereka dapat memahami apa yang mereka butuhkan


3.5 Tahap analisa data
Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, tertutama masalah yang berkaitan dengan penelitian. Atau definisi lain dari analisis data yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menubah data hasil dari penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil kesimpulan.
Adapun tujuan dari analisis data ialah untuk mendeskripsikan data sehingga bisa di pahami, lalu untuk membuat kesimpulan atau menarik kesimpulan mengenai karakteristik populasi berdasarkan data yang didapatkan dari sampel, biasanya ini dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis. Itulah penjelasan mengenai analisis data semoga dapat dipahami.


Langkah dan prosedur analisis data
Adapun langkah-langkah dalam analisis data, yang diantaranya sebagai berikut ini:
  • Yang pertama, tahap pengumpulan data.
  • Yang kedua, tahap editing. Pada tahap ini yaitu memeriksa kejelasan maupun kelengkapan mengenai pengisian instrumen pengumpulan data.
  • Yang ketiga, tahap koding. Maksudnya pada tahap ini melakukan proses identifikasi dan proses klasifikasi dari tiap-tiap pernyataan yang terdapat pada instrumen pengumpulan data berdasarkan variabel yang sedang diteliti.
  • Yang keempat, Tahap tabulasi. Melakukan kegiatan mencatat ataupun entri data kedalam tebel-tabel induk dalam penelitian.
  • Yang kelima, Tahap pengujian. Pada tahapan ini data akan diuji kualitasnya yaitu menguji validitas maupun realiabilitas instrumen dari pengumpulan data.
  • Yang keenam, tahap mendeskripsikan data. Menyajikan dalam bentuk tabel frekuensi ataupun diagram dan dalam berbagai macam ukuran tendensi sentral maupun ukuran dispersi. Dengan tujuan untuk memahami karakteristik data sampel dari penelitian tersebut.
  • Tahap pengujian hipotesis. Tahap ini merupakan tahapan pengujian terhadap proposisi apakah ditolak atau bisa diterima dan memiliki makna atau tidak, atas dasar hipotesis inilah nantinya keputusan akan dibuat.
Macam atau jenis-jenis analisis data dalam penelitian
·        Teknik analisis data dalam penelitian ada 2 (dua) jenis, yang diantaranya sebagai berikut ini:
·        1. Teknik analisis data secara deskriptif.
·        Teknik analisis data deskriptif merupakan tekhnik analisis yang dipakai untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil penelitian. Yang termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif diantaranya seperti penyajian data kedalam bentuk grafik, tabel, presentase, frekwensi, diagram, grafik, mean, modus dll. Itulah penjelasan mengenai tekhnik analisis data deskriptif.
·        Baca artikel lainnya: Pengertian diagram dan jenis-jenisnya beserta contohnya
·        2. Teknik analisis data secara inferensial.
·        Teknik analisis data inferensia merupakan statistik yang dipakai untuk melakukan analisis data dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Ciri dari analisi data inferensial yaitu digunakanya rumus statistik tertentu, lalu hasil perhitungan yang sudah dilakukan itulah yang nantinya akan menjadi dasar dari pembuatan generalisasi yang berasal dari samber bagi populasi. Dengan begitu statistik inferensial mempunyai fungsi untuk mengeneralisasikan hasil dari penelitian sampel untuk populasi, sesuai dengan fungsi itulah maka statistik inferensial sangat berguna untuk penelitian sampel. Itulah penjelasan mengenai tekhnik analisis data inferensial
3.6 Teknik keabsahan data
Pada setiap penelitian kualitatif untuk mengukur validitas dan keabsahan data secara akurat ;lllldiperlukan beberapa langkah untuk diambil, salah satunya ialah triangulasi. Peneliti menggunakan tekhnik triangulasi untuk memastikan keabsahan data tersebut melalui sebuah buku. Menurut  Norman K. Denkin triangu    lasi di gunakan sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu:
1)    Triangulasi Metode, dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data  dengan cara yang berdeda. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Atau, peneliti menggunakan wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
2)    Triangulasi antar-peneliti, dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui memperkaya khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian. Tetapi perlu diperhatikan bahwa orang yang diajak menggali data itu harus yang telah memiliki pengalaman penelitian dan  bebas dari konflik kepentingan agar tidak justru merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari triangulasi.
3)    Triangulasi sumber data, adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan  pribadi dan gambar atau foto.
4)    Triangulasi teori, berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statement.  Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu  menggali pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh.
3.7 lokasi & waktu
Penelitian ini berlangsung selama empat bulan, dimulai dari peneliti menentukan tema yang akan diteliti yaitu pada bulan Oktober 2017.
Lokasi penelitian ini berlangsung di kantor PT.sarwa manggalla raya dimana perusahaan ini adalah anak perushaan dari PT.meccaya dan juga kantor management dari Pt.meccaya.

Konteks
Bulan
November
Desember
Januari
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Penentuan Judul












Pendahuluan












Kerangka Teoretis












Metode Penelitian












Revisi Proposal












Pengumpulan Data












Analisis dan Pembahasan












Kesimpulan dan Saran














DAFTAR PUSTAKA
·       Atika Septriani (2009). Manajemen krisis PT. Megasari Makmur dalam menganggapi krisis akibat isu kandungan zat berbahaya pada obat nyamuk hit dan aerosol
·       Pambayun, Ellys lestari 2013. One stop qualitative research methodology in communication. Jakarta : lentera ilmu cendikia
·       Moleong, L.J.2010. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : remaja rosda karya
·       Parsons, Patricia 2008. Ethics in Public Relations: A Guide to Best Practice, 2nd Edition. London and Philadelphia: KOGAN Page.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMPLEMENTASI MEDIA SOSIAL SEBAGAI PUBLIC RELATIONS TOOLS : STUDI PADA GARUDA INDONESIA DAN KEMENTRIAN KEUANGAN RI

ANALISIS KEGIATAN MEDIA RELATIONS PT BUMI SERPONG DAMAI DALAM MENINGKATKAN CITRA BUMI SERPONG DAMAI